PENGERTIAN AKUNTANSI SYARIAH, DASAR-DASAR GAGASAN AKUNTANSI SYARIAH, TUJUAN AKUNTASI SYARIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Matakuliah : Pengantar Akuntansi Syariah
Dosen Pengampu: Mabruri Fauzi
Disusun Oleh:
1.
Nova Gina Mutia (14112220183)
2.
Noor Wulandari Oktaviani
(14112220182)
3.
Syaiful Fanan(14112210148)
JURUSAN MUAMALAH EKONOMI PERBANKAN
FAKULTAS SYARIAH
IAIN SYEKH NURJATI
2011
PENDAHULUAN
Perkembangan masyarakat
saat ini telah mengalami perubahan pola pikir yang kembali kepada hakikatnya
yang di pengaruhi oleh semangat keagamaan yang selalu meningkat. Berarti dalam
hal ini masyarakat sedang menuju kepada ajaran-ajaran agamanya. Hal ini dikarenakan
pada aspek kehidupan yang pada asalnya untuk mencari kesenangan belaka dan
kebahagian individualistik seperti hedonisme,materialis liberal ternyata tidak
menguntungkan dan mengalami keterpurukan akibatnya kebahagiaan yang mereka
cari tidak berkesinambungan dan hanya pada saat itu saja.
Keadaan
ini berlangsung dalam bidang muamallah seperti halnya disiplin ilmu akuntansi
terdapat ketidakpuasan terhadap sistem akuntansi yang disuguhkan kepada
masyarakat yaitu sistem akuntansi konvensional. Dalam sistem akuntansi
konvensional terdapat berbagai masalah yaitu pada informasi yang selama ini
dianggap sebagai dasar pengambilan keputusan tidak menghasilkan output yang
baik karena masih terdapat kecurangan- kecurangan yang terjadi di dalam
kegiatan tersebut.
Sehingga masyarakat mengubah pemikiran untuk kembali
mempelajari kaidah-kaidah ajaran islam dalam kegiatan akuntansi sebagaimana
telah dilakukan pada peninggalan-peninggalan atau khazanah peradaban islam yang
telah menerapkan sistem akuntansi syariah.
Dalam bahasan makalah ini
akan membahas mengenai pengertian akuntansi syariah yang pada dasarnya
mempunyai dua arti dari dua akar yaitu akuntansi dan syariah.Selanjutnya akan
membahas dasar-dasar gagasan akuntansi syariah yaitu mengenai para inisiator
yang ingin memajukan akuntansi syariah dan tujuan-tujuan akuntansi syariah yang
membahas mengenai tujuan akuntansi syariah pada lembaga keuangan dan tujuan
akuntansi dalam islam.
Semoga dengan makalah ini dapat memberikan pengetahuan
kepada pembaca akan pembahasan mengenai akuntansi syariah.
PENGERTIAN AKUNTANSI SYARIAH
Pengertian Akuntansi Syariah dapat dijelaskan melalui akar
kata yang dimilikinya yaitu akuntansi dan syariah.
A. Pengertian
Akuntansi
Akuntansi
pada hakikatnya adalah system informasi, penentuan laba,
pencatatan transaksi, yang sekaligus pertanggung jawaban.(accountability). Definisi dari Akuntansi
adalah identifikasi transaksi yang kemudian diikuti dengan kegiatan pencatatan,
penggolongan, serta pengikhtisaran transaksi tersebut sehingga menghasilkan
laporan keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.[1]
Adapun
pengertian akuntansi dalam Al-Qur’an :
a.
Muhasabah
Kata muhasabah
tidak pernah ada dalam Al-Qur’an dalam bentuk masdar atau akar kata (muhasabah)
tetapi yang ada hanyalah kata kerjanya yaitu hasaba, yaitu seperti firman Allah
:
·
Dalam
Qs Al-Baqarah :284
“Dan jika
kamu melahirkan apa yang ada didalam hatimu ataui menyembunyikannya, niscaya
Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu”.
Yang dimaksud dengan kata yuhaasibkum pada ayat
tersebut yaitu perhitungan dihari kiamat kelak tentang pekerjaan manusia
didunia, apakah itu kebaikan atau keburukan.
Kata hasaba, muhasabah, hisaba berarti perhitungan
dan pembalasan, baik di dunia maupun di akhirat, sesuai dengan data-data dan
catatan dalm buku amalan.
b. Hisab
·
Hisab
dengan arti “perhitungan dan pendataan” seperti pada firman Allah dalam Qs.
Yunus :5
“…ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).
Yang dimaksud dengan kata al-hisab dalam ayat ini
adalah”perhitungan dan pendataan waktu”.
·
Hisab
dengan arti “perhitungan dan pembalasan” seperti pada firman Allah
Dalam Qs. An-Nuur:39
“Dan
didapatinya ketetapan Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya
perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat
perhitungannya.”
Arti kata al-hisab dalam ayat itu adalah “perhitungan
dan pembalasan” dihadapan Allah maupun dengan perantara ulil amri(pemimpin).
·
Hisab
dengan arti”menanyai seseorang dengan mendebatnya di hari kiamat tentang
perbuatannya didunia” dam Qs. Ibrahim
41:
“Ya tuhan
kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin
pada hari terjadinya hisab(hari kiamat).”
Arti kata al-hisab dalam ayat ini ialah “hari
perhitungan, Tanya jawab dan pembalasan’
·
Hisab
dengan berarti “berinfak dan member secara mutlak tanpa sebab dan syarat”
Arti dari kata hisab dalam ayat dalam Qs. Al Baqarah 212
adalah
merasa cukup dengan karunia dan kelapangan rahmat, pemberian tanpa pujian,
katan, serta tekanan.
c. Al-Muhasib
·
Hasib
artinya “pengawas” dalam Qs An nisa :6
·
Hisab
dengan arti hafiz(yang menjaga) dalam Qs. An nisa:86
·
Hisab
dengan arti muhasib (yang menghitung) Qs. Al-Israa: 14
d. Hasibin
·
Hasibin
artinya “menghitung” Qs Al-anam 62
Pengertian
Muhasabah dalam konsep islam
Muhasabah
dengan arti pendataan, pembukuan, dan semakna dengan muasallah (perhitungan),
perdebatan serta penentuan imbalan atau balasan seperti yang diterapkan dalam
lembaga-lembaga Negara, baitu mal, Undang-undang wakaf, mudharabah dan
serikat-serikat kerja.[2]
B. Pengertian Syariah
Definisi Syariah adalah
aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWt untuk dipatuhi oleh manusia dalam
menjalani segala aktivitas hidupnya di dunia. Jadi akuntansi syariah dapat
diartikan sebagai proses akuntansi atas
transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah
SWT.
Dan
pengertian Akuntansi Syariah adalah proses akuntansi atas transaksi yang sesuai
dengan aturan yang telah diterapkan Allah SWT. Akuntansi syariah diperlukan untuk
mendukung kegiatan yang harus dilakukan sesuai syariah, karena tidak mungkin
dapat menerapkan akuntansi yang sesuai dengan syariah jika transaksi yang akan
dicatat oleh proses akuntansi tersebut tidak sesuai dengan syariah.Untuk lebih
mudah memahami akuntansi syariah,dibutuhkan pemahaman yang benar mengenai islam
berikut subtansi kehidupan manusia di dunia
menurut islam serta ruang lingkup atau dasar-dasar islam, yaitu: akidah,
syariah, dan akhlak.[3]
DASAR-DASAR GAGASAN AKUNTASI SYARIAH
Akuntansi
secara historis literatur dikenal bahwa akuntansi itu lahir dari tangan seorang
pendeta italia yang bernama Lucas Pacioli yang ditulis dalam bukunya “Double
entry accounting system”. Namun setelah dilakukan penelitian sejarah dan
arkeologi ternyata banyak data yang membuktikan bahwa jauh sebelum penulisan
buku itu sudah dikenal akuntansi. Karena bahwa matematika dan sitem angka sudah
dikenal islam sejak abad ke 9 M. Pengakuan tersebut berarti menyembunyikan
beberapa kemajuan peradaban yang telah maju yaitu pada peradaban islam.
DR.Ali
Shawki Ismail Shehata menjelaskan sejarah islam menyatakan bahwa akuntansi
dalam islam bukanlah merupakan seni dan ilmu yang baru, sebenarnya
bisa dilihat dari peradaban islam yang pertama yang sudah memiliki “Baitul
Maal” yang merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai “Bendahara Negara
‘ serta menjamin kesejahteraan social. Muslim sejak itu telah memiliki jenis
akuntansi yang diebutkan dalam karya tulis umat islam.
Robert
Arnold Russel juga mengatakan bangsa
arab telah lebih canggih dalam menerapkan metode akuntansi double entry yang
mampu mencatat transaksi berdagang dan mampu mencatat posisi masing-masing agen
dan mampu menggunakan modalnya untuk investasi(kegiatan) yang lebih
menguntungkan.
Kesimpulan
dari berbagai fakta sejarah sudah cukup kuat untuk menyatakan bahwa akuntansi
sudah cukup kuat untuk menyatakan bahwa akuntansi sudah dikenal pada masa
kejayaan islam pada masa peradaban islam.
Permasalahannya
adalah pemalsuan sejarah yang dilakukan beberapa oknum di Barat dan
ketidakmampuan umat muslim untuk menggali khazanah kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologinya sendiri. Akuntansi pada masa kelahiran feodalisme di Eropa
mulai berkembang dan saling menopang dengan perkembangan ekonomi kapitalis.
Akuntansi melakukan kegiatan pencatatan dan pemberian informasi bagi investor
atau capitalist sehingga ia dapat mengawasi asset perusahaannya da dapat
mengembangkan modalnya hingga semakin meluas da besar dari ideology untuk memakmurkan rakyatnya ia memproduksi,
mengolahnya dan memanfaatkannya untuk kepentingan yang dilaksanakannya secara
rasional dan pertimbangan ekonomis.
Maka
Dasar akuntansi dalam
islam merupakan pembahasan dalam kajian moneter, dengan tujuan untuk
memperlihatkan inti dari akuntansi dalam islam. Pembahasan ini merupakan
sumber-sumber fiqh islam dan peninggalan peradaban islam. Dan sebenarnya akuntansi telah ada pada zaman peradaban
islam yang terjadi di bangsa arab.
Sejarah peradaban Arab, nampak sekali
besarnya perhatian Bangsa Arab pada akuntansi , seperti dalam hal berdagang
membutuhkan untuk mengetahui dan
menghitung barang dagangannya,sejak mulai berdagang sampai pulang kembali. Hitungan ini untuk mengetahui perubahan-perubahan pada keuangannya, baik
keuntungan maupun kerugian.
Selanjutnya berkembangnya negeri dan
bertambahnya kabilah-kabilah ,masuknya imigran dari negara tetangga dan
berkembangnya perdagangan serta timbulnya usaha-usaha intervensi perdagangan
semakin kuatlah perhatian bangsa Arab pada pembukuan dagang untuk menjelaskan
utang piutang. Orang-orang Yahudi pada waktu itu pun telah bisa menyimpan
faktur dagang.
Adapun tujuan akuntansi pada bangsa
Arab yang berdagang keliling adalah
untuk mengetahui perubahan jumlah aset, seperti untung dan rugi. Dan untuk kalangan pedagang yang menetap yang
mayoritas orang Yahudi, merka memakai akuntansi sebagai sarana untuk mengetahui
utang piutang. Jadi konsep akuntansi
tersebut dilihat dari pembukuan yang berdasarkan metode penjumlahan
statistik dengan aturan penjumlahan dan pengurangan.
Dengan demikian pada waktu itu
terdapat undang-undang akuntansi yang
terpenting waktu itu ialah undang-undang akuntansi perorangan dan undang-undang
akuntansi kelompok (syirkah). Bahkan
pada waktu itu dalam hal muamalah ada peraturan riba yang dalam hukum islam
disebut “riba jahiliah”.
Sejarah Gagasan Akuntansi Islam
1.
Ideologi Akuntansi islam sejak munculnya islam sampai
abad ke 13 hijriah
Setelah muculnya islam di
semenanjung Arab dibawah pimpinan Rasulullah saw dan terbentuknya Daulah islamiah di Madinah, mulailah
perhatian Rasullulah untuk membersihkan
muamalah maaliah (keuangan) dari
unsur-unsur riba dan dari segala bentu penipuan, pembodohan, perjudian,
pemerasan,monopoli dan segala usaha untuk mengambil harta orang lain secara
batil. Sehingga rasullah menekankan pada pencatatan keuangan dan mendidik
secara khusus beberapa orang sahabat untuk menangani profesi ini dan diberi
sebutan khusus yaitu hafhazatul amwal(pengawasan keuangan). Dan para sahabat
rasul dan peimpin umat islam juga menaruh perhatian yang tinggi terhadap
pembukuan akuntansi yang memiliki tujuan
untuk mengetahui utang-utang dan piutang serta keterangan perputaran uang ,
seperti pemasukan dan pengeluaran. Juga
berfungsi untuk merinci dan menghitung keuntungan dan kerugian serta menghitung
harta keseluruhan untuk menentukan kadar zakat
yang harus dikeluarkan oleh masing-masing individu.
Perhatian untuk pembukuan
ini masih berjalan sesuai dengan kaidah –kaidah islam di negara islam, sampai
masuknya gerakan ghazwul fikri(perang ideologi, kebudayaan, dan ekonomi) ke
mayoritas negara islam, terutama sekali setelah runtuhnya khilafah islamiyah.
2.
Ideologi Akuntansi islam
setelah runtuhnya khilafah islamiyah, dan dominasi imprealisme ribawi
terhadap negeri-negeri islam hingga
pertengahan abad ke 14 Hijriah.
Runtuhnya khilafah
islamiah serta tidak adanya perhatian dari pemimpin- pemimpin islam untuk
mensosialisasikan hukum islam, ditambah lagi dengan dijajahnya kebanyakan
negara islam oleh negara-negara kuat seperti Inggris dan Perancis, telah menimbulkan perubahan yang sangat
mendasar pada muamalah keuangan.
Pada saat itu dipakailah
sistem undang-undang ekonomi kapitalis dan sosialis yanng mengagantikan
undang-undang ekonomi islam, serta masuknya aturan-aturan perserikatan asing
dan lembaga-lembaga perdagangan yang berdiri di atas azas riba. Sebagai
kelanjutannya di implementasikan aturan-aturan akuntansi Eropa. Sebagai contoh
sekarang sering menemukan buku-buku
akuntansi konvensional ada yang bernama sistem akuntansi Inggris, sistem
akuntansi Prancis, sistem akuntansi Amerika, dan lain-lain.
Para akuntan asing
sekarang sudah menguasai semua segi akuntansi, baik bidang ideologi,aplikasi,maupun
pengajaran. Sampai sekarang akuntansi masih dikuasai oleh non tenaga
profesional ke luar negeri untuk
mempelajari pokok-pokok pikiran akuntansi barat, sehingga menghasilkan
generasi- generasi yang hanya bekerja di lingkungan barat.
3.
Ideologi akuntansi Islam
di zaman modern (zaman kebangkitan konsep akuntansi islam).
Kebangkitan islam sedang
memperhatikan bidang muamallah secara umum, dan bidang-bidang finansial serta lembaga-lembaga keuangan. Sekelompok pakar akuntansi muslim telah
mengadakan riset dan studi-studi ilmiah tentang akuntansi menut
islam.Berikut ini adalah sebagian usaha awal di masing-masing bidang:
a.
Kebangkitan Konsep Akuntansi Islam Baru
dalam Bidang Riset.
Sudah terkumpul beberapa
tesis magister serta disertai doctor dalam konsep akuntansi yang telah dimulai
sejak 1950 da masih berlanjut sampai sekarang, dengan jumlah yang semakin
banyak. Diantaranya adalah:
1. “Nizham
al-muhasabah li Dharabah az-Zakah wal
Dafatir al-mustama’lah fi Baitil –maal”
tesis magister, fak Perdagangan Universitas Cairo, 1950, di ajukan oleh Syauqi
Ismail
Syahatah”
2. “Al-Mabadi’ al
islamiah fi Nazhariat at Taqwin fil- Muhasabah” disertasi doktor
fak.Perdagangan Universitas Cairo,1959, diajukan oleh Syauqi Ismail Syhatah.
3. “At-Thanzim
al-muhasibi lil Amwalil-Ammah fil-islam” tesis magister, fak Perdagangan Universitas Al-Azhar,1972, diajukan oleh
Mahmud al-Mursi Lasyien.”
b.
Kebangkitan Konsep Akuntansi Islam
dalam Bidang Pembukuan.
Para inisiator konsep akuntansi
islam kontemporer sangat
memperhatikan usaha-usaha pembukuaan konsep itu . Hal ini dilakukan supaya
orang-orang tertarik pada akuntansi dapat mengetahui kandungan konsep-konsep
islam dan poko-pokok pikiran ilmiahnya yang sangat berharga, sehingga tidak
lagi membutuhkan ide-ide dari luar atau mengikuti konsep Barat. Diantara
karya-karya yang sudah selesai adalah
sebagai berikut:
1.Muhasabah Zakah Al-Maal ‘Ilman wa Amalan, karangan Dr Syauqi Ismail
Syahatah( Kairo: Pustaka Anggola,1970).
2. At-Takalif wal –As’ar fil-Fikri Islami ,karangan Dr. Muhammad kamal Athiah(1997)
3. Muhasabah az-Zakah,
karangan Dr. Husain Syahatah(Kairo:Persatuan Bank-Bank islam sedunia,1979).
c.
Kebangkitan Akuntansi dalam Seminar-Seminar
dan Lembaga-Lembaga Riset.
Beberapa riset mengenai konsep Akuntansi islam telah di presentasikan
dalam berbagai seminar dan diskusi ilmiah, dan telah berhasil menarik perhatian
pakar akuntansi modern.Beberapa seminar tersebut adalah;
1. Muktamar Ekonomi Islam Internasional
yang pertama, di Universitas Malik bim Abdul Aziz, Jeddah, pada 1976, dengan
materi, “Peranan Konsep Finansial dan Akuntansi dalam Pelaksanaan Zakat.”
Sebagai narasumber adalah Dr. Muhammad Said Abdus Salam.
2. Muktamar ‘ilmi kelima tentang
peranan lembaga-lembaga sosial di Mesir untukmanajemen keungan, oleh Ikatan
Pengusaha Mesir, pada tahun 1978, dengan materi’Pengawasan terhadap Pengeluaran dalam Konsep Islam”. Narasumber
Dr Husain Syahatah.
3. Muktamar ‘ilmi pertama
untuk akuntansi, oleh Ikatan Pengusaha Mesir, pada tahun 1980, tentang “kaidah-kaidah
dan dasar-dasar Akuntansi Islam”. Narasumber Dr. Husain Syahatah.
Riset-riset ini dianggap sebagai terobosan baru yang belum
pernah dihasilkan oleh muktamar-muktamar sebelumnya. Dan juga
penafsiran-penafsiran sekaligus menjelaskan kepada peserta seminar bahwa islam
itu mengandung poko-pokok dan undang-undang akuntansi yang belum dibahas dan
diketahui oleh para pakar ilmu akuntansi konvensional.
d.
Kebangkitan Konsep akuntansi dalam
Bidang Pengajaran di Sekolah-Sekolah dan Perguruan Tinggi.
Konsep akuntansi islam mulai ada di sekolah-sekolah atau
perguruan tinggi sejak tahun 1976 yaitu di Fakultas Perdagangan Universitas
Al-Azhar untuk program pascasarjana, dalam mata kuliah Akuntansi perpajakan dan
Evaluasi Akuntansi. Situasi ini terus berlanjut hingga tahun1978 dibuka
beberapa juruisan dalam cabang-cabang ilmu akuntansi islam. Misalnya program S1
di fakultas Perdagangan Universitas Al-azhar dan Universitas Malik Abdul Aziz
di Jeddah. Ini diawali dengan mengajarkan materi Penghitungan Zakat dan Undang-Undang
Akuntansi dalam islam. Pada tahun
1981 dibuka pula studi penghitungan zakat dan akuntansi menurut islam di
Universitas Emirat Arab. Selanjutnya pada 1982 dibuka pula study yang sama di
Universitas Ummul Qura di Mekah dan Universitas lainnya di seluruh dunia.
Materi lain yang harus dipelajari selain konsep akuntansi islam, yaitu
seperti Ekonomi islam, Undang-undang Moneter dalam Islam, serta Manajemen yang
islami. Materi-materi ini akan selalu mempengaruhi untuk membentuk kepribadian
untuk bekerja dan berdagang sesuai dengan norma-norma dan akhlak islami.
Oleh karena itu
didirikanlah lembaga-lembaga pendidikan ekonomi islam di sejumlah negara islam,
seperti sebagai berikut;
1. Pusat Riset Ekonomi
islam Internasional di Jeddah, pada 1982.
2. Lembaga Keuangan Islam di
Universitas Al-azhar menyusul berdirinya
Fakultas Perdagangan seblumnya di Universitas yang
sama.
3. Dibukanya Jurusan ekonomi islam di
beberapa Perguruan tinggi islam di beberapa Perguruan tinggi islam, diantaranya
adalah:
Difakultas
Syariah Universitas Riyadh, Arab Saudi.
Universitas
Ummul Qura, Mekah Arab Saudi.
Al-Jamiah al
islamiah di islamabad, Pakistan.
e.
Kebangkitan Konsep Akuntansi Islam
dalam Aspek Implementasi.
Kebangkitan islam
dibidang keuangan dan muamallah meliputi aspek implementasi. Ini terbukti
dengan didirikannya beberapa lembaga keuangan yang menerapkan kaidah-kaidah dan hukum hukum
syariat, seperti lembaga keuangan islam, perusahaan asuransi islam, perusahaan
investasi islam dan beberapa baitul maal wa tamwil islami. Telah didirikan pula
bank islam pertama untuk transaksi dengan masyarakat di Dubai, Uni Emirat Arab,
pada tahun 1975.Jelaslah bahwa perkembangan yang sangat baik dalam konsep
akuntansi islam, baik di bidang riset, pengajaran, maupun implementasinya[4].
Adapun
Pendorong Munculnya Akuntansi Islam
Adapun munculnya akuntansi islam di dorong
oleh berbagai hal seperti:
1.
Meningkatnya Religiousty masyarakat.
2.
Meningkatnya tuntunan kepada etika dan
tanggug jawab sosial yang selama ini tampak diabaikan oleh Akuntansi
Konvensional.
3.
Semakin lambannya Akuntansi
Konvensional mengantisipasi tuntunan masyarakat khususnya mengenai penekanan
pada keadilan , kebenaran dan kejujuran.
4.
Kebangkitan umat islam khususnya kaum
terpelajar yang meraskan kekurangan yang terdapat dalam kapitalisme barat.
Kebangkitan Islam Baru terasa setelah beberapa negara yang yang penduduknya
beragama islam, merdeka lima puluh tahun yang lalu seperti Mesir, Arab Saudi,
India (Pakistan dan Bangladesh), Iran, Irak, Indonesia, Malaysia dan lain
sebagainya mulai membangun SDM-nya.
Muncullah penduduk muslim yang terpelajar yang mendapat ilmu dari Barat akibat akulturasi ilmu sehingga menimbulkan
kontradiksi sehingga merasakan perlunya digali keyakinan akan
agama yang di anggap komperhensip, maka di pilihlah akuntansi islam.
5.
Perkembangan atau anatomi disiplin
akuntansi itu sendiri.
6.
Kebutuhan akan sistem akuntansi dalam
lembaga bisnis syariah seperti Bank, Asuransi, Trading dal lain, lain.
7.
Kebutuhan yang semakin besar pada norma
perhitungan zakat dengan menggunakan norma akuntansi yang sudah mapan sebagai dasar perhitungan.
8.
Kebutuhan akan pencatatan, pertanggung
jawaban dan pengawasan harta umat mislanya dalam Baitul Maal atau kekayaan
milik umat islam atau organisasinya[5]
.
TUJUAN AKUNTANSI SYARIAH
Tujuan akuntasi syariah
pada lembaga keuangan syariah adalah sebagai berikut:[6]
1.
Menentukan hak dan kewajiban pihak
terkait termasuk hak dan kewajiban yang berasal dari transaksi yang belum selesai dan atau kegiatan ekonomi lain, sesuai dengan
prinsip syariah yang berdasarkan pada konsep kejujuran, keadilan, kebajikan dan
kepatuhan terhadap nilai-nilai bisnis islami.
2.
Menyediakan informasi keuangan yang
bermanfaat bagi pemakai laporan untuk mengambil keputusan.
3.
Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip
syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha.
4.
Menggagas akuntansi syariah yang ideal
bukan hanya melakukan dekonstruksi akuntansi
5.
Menggagas akuntansi syariah yang ideal
juga bukan hanya melakukan rekonstruksi akuntansi syari’ah pragmatis
6.
Menggagas akuntansi syariah yang ideal
adalah melampaui (beyond) sekaligus melebihi (hyper) atas keduanya.
Tujuan-tujuan Akutansi Dalam Islam
Beberapa tujuan
terpenting dari akutansi menurut islam yaitu sebagai berikut.
1.
Hifzul Amwal (memelihara
uang)
Para ahli tafsir berkata
tentang tafsir dalam firman Allah faktubuh
yang berarti ‘tuliskanlah’ bahwa perintah untuk menuliskan uang dan harta
adalah suatu keharusan untuk menjaga harta itu dan menghilangkan kewaswasan
atau keragu-raguan.
Ibnu Abidin berkata,
“jika seseorang bekerja tidak berdasarkan aturan-atutan yang ada dalam buku
catatan, akan mengakibatkan hilangnya hak-hak orang lain karena kebanyakan
transaksi para pedagang berjalan tanpa saksi dan waktu menghitung serta
perdebatan mereka hanya berpegang pada catatan dan surat-surat penting”.
Keterangan ini
menjelaskan peranan akutansi memelihara harta, meneliti dan merinci pendapatan,
menutup kesalahpahaman, mengatur transaksi-transaksi, serta meredam konflik dan
kezaliman.
2.
Eksistensi al-kitabah
‘Pencatatan’ Ketika Ada Perselisihan
Ibnu Abidin mengatakan
dalam kitabnya, al-amwal, “bahwa si
penjual, kasir, dan agen adalah hujjah/dalil menurut kebiasaan yang berlaku
untuk menuliskan keuangan dengan semua sifat-sifat yang bisa membedakan dari
yang lain, karena berguna kalau terjadi ikhtilaf untuk memperkenalkan barang
itu pada hakim ketika kedua belah pihak mengangkat permasalahan ini ke
pengadilan.” Fungsi akutansi pada waktu terjadinya Tanya jawab dan perdebatan
di depan pengadilan ketika terjadi perselisihan, kesaksian yang ada berupa
kertas catatan atau pembukuan kontrak akan lebih kuat dan dipercaya.
3.
Dapat Membantu Dalam
Mengambil Keputusan
Imam syafi’i berkata,”
siapa mempelajari hisab (ilmu hutang), luaslah pikiranmya.” Artinya seorang
pedagang atau siapa saja, tidak akan dapat mengungkapkan pikiran yang benar dan
sehat, atau mengambil keputusan yang biaksana, tanpa bantuan data-data yang
tercatat dalam surat-surat atau buku catatan khusus, fungsi catatan ini untuk
menghilangkan keraguan ketika mengambil keputusan.
4.
Menentukan Hasil-Hasil
Usaha Yang Akan Dizakatkan
Tujuan akutansi periode
islam ialah untuk mengetahui hasil-hasil perdagangan di akhir tahun, sehingga
mudah bagi mereka untuk mengetahui modal pokok murni, keuntungan murni, dan
kerugiannya. Dengan demikian, mereka dapat mengukur standard an jumlah zakat
hartanya. Abu Ubaid bin Salam, Maimun bin Mahran berkata, “jika telah sampai
waktu untukmu berzakat, perhatikanlah apa-apa yang kamu miliki seperti uang dan
barang-barang, kemudian nilailah barang-barang itu dengan uang. Kalau ada uang
yang sanggup dilunasi, hutanglah, dan bayarkanlah dari uang itu, dan zakatilah
sisanya.
5.
Menentukan dan Menghitung
Hak-hak Kawan yang Berserikat
Dalam periode islam seikat-serikat kerja telah tersebar lus sesuai dengan
anjuran islam, seperti syirkah mudharabah, syirkah al-inan(serikat modal),
syirkah mufawadhah(serikat kerja) dan syirkah wujuh (modal denga nama baik).
Dasar-dasar, kaidah-kaidah dan
aturan akuntansi dalam islam itu diaplikasikan untuk membantu menentukan
hak-hak mitra bisnis, seperti harta atau uang, dan keuntungan-keuntungan, baik
dalam keadaan bergabung maupun terpisah.
6.
Menentukan Imbalan,
Balasan, atau sanksi
Muhasabah adalah
perhitungan, perdebatan, pembalasan atau imbalan yang sesuai dengan kata-kata
yang tercatat atau surat-surat yang berdasarkan syarat-starat yang telah
ditentukan sebelumnya. Fungsi akutansi dalam mengevaluasi usaha manusia, baik
di dumia secara pribadi atau dengan perantara ulil amri, atau juga di akhirat
oleh Allah. Pada baitul mal kaum muslimin dalam akutansi terhadap perputaran
uang, baik uang tunai maupun berupa aset, serta usaha-usaha para pekerja. Di
pasar-pasar zaman dahulu, semacam pengawasan terhadap kebenaran suatu
transaksi, serta pengawasan terhadap seberapa jauh kesadaran para pedagangpada
kaidah-kaidah yang telah ditetapkan dari dahulu yang berada dalam pengawasan
peraturan-peraturan hisbah(pengqwqs keuangan pasar).[7]
KESIMPULAN
Pengertian Akuntansi syariah terdapat
dari dua akar katanya yaitu akuntansi dan syariah. Akuntansi yaitu identifikasi
transaksi yang kemudian diikuti dengan kegiatan pencatatan, penggolongan, serta
pengikhtisaran transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan yang
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.Adapun pengertianKebakuntansi di dalam konsep islam
yaitu Muhasabah dengan arti pendataan, pembukuan,
dan semakna dengan muasallah (perhitungan), perdebatan serta penentuan imbalan
atau balasan seperti yang diterapkan dalam lembaga-lembaga Negara, baitu mal,
Undang-undang wakaf, mudharabah dan serikat-serikat kerja.
Dan definisi Syariah adalah aturan yang
telah ditetapkan oleh Allah SWt untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalani
segala aktivitas hidupnya di dunia. Jadi akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas
transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah
SWT. Sehingga pengertian Akuntansi Syariah adalah proses
akuntansi atas transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah diterapkan Allah
SWT.
Selanjutnya Dasar-dasar
gagasan akuntansi syariah ada tiga:
1.
Ideologi Akuntansi islam sejak munculnya islam sampai
abad ke 13 hijriah
2.
Ideologi Akuntansi islam setelah
runtuhnya khilafah islamiyah, dan dominasi imprealisme ribawi terhadap negeri-negeri islam hingga pertengahan abad
ke 14 Hijriah.
3.
Ideologi akuntansi Islam di zaman
modern (zaman kebangkitan konsep akuntansi islam).
Adapun tujuan akuntansi syariah adalah
sebagai berikut:
1.
Menentukan hak dan kewajiban pihak
terkait termasuk hak dan kewajiban yang berasal dari transaksi yang belum selesai dan atau kegiatan ekonomi lain, sesuai dengan
prinsip syariah yang berdasarkan pada konsep kejujuran, keadilan, kebajikan dan
kepatuhan terhadap nilai-nilai bisnis islami.
2.
Menyediakan informasi keuangan yang
bermanfaat bagi pemakai laporan untuk mengambil keputusan.
3.
Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip
syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha.
4.
Menggagas akuntansi syariah yang ideal
bukan hanya melakukan dekonstruksi akuntansi
5.
Menggagas akuntansi syariah yang ideal
juga bukan hanya melakukan rekonstruksi akuntansi syari’ah pragmatis
6.
Menggagas akuntansi syariah yang ideal
adalah melampaui (beyond) sekaligus melebihi (hyper) atas keduanya.
DAFTAR PUSTAKA
Syahatah, Husein DR.2001 “ Pokok-pokok
Pikiran Akuntansi Islam “. Jakarta: Akbar media eka sarana.
Syafri Harahap, Sofyan. 2004“ Akuntansi
Islam “. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurhayati, Sri.2011 “ Akuntansi
Syariah di Indonesia “. Jakarta: Salemba Empat.
Sula, Muhammad Syakir. Aaij, Fiis.2004 “Asuransi Syariah”. Jakarta: Gema Insan.
[1] Sri
Nurhayati. “Akuntansi Syariah di Indonesia”, Jakarta: Salemba Empat, 2011. jil
1.hlm 2
[2] DR. Husein Syahatah,”Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam,
Jakarta: AKBAR MEDIA
EKA SARANA,2001. Cet 1, hlm 29-42
[3] Op cit,
hlm 2
[4] Op cit,
hlm 20-29
[5] Dr.
Sofyan syafri Harahap, M.S.Ac. “Akuntansi Islam”. Jakarta: Bumi Aksara,1997.
Cet 1, hlm 10-11
[6] Ir.
Muhammad Syakir Sula, Aaij, Fiis. “Asuransi Syariah”. Jakarta: Gema insani,
2004.
[7]
Op.cit 45-48
salam buat salah satu dari kalian ,,, ibu nova gina mutia,, hehehe
BalasHapus