Minggu, 01 April 2012

Kelompok 10

MAKALAH
NERACA KEUANGAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Penghantar Akuntansi Syariah
Dosen : Mabruri Fauzi






DI SUSUN OLEH :
Aan Nurjanah(1411221003)
Mar’atus sholehah (14112210208)
Susilawati (141122

MEPI 6
SEMESTER II

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2011





PENDAHULUAN
          Menerapkan akuntansi syariah pada hakekatnya adalah upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip syariah yang sudah ada. Dalam hal ini akuntansi syariah sendiri sudah dijelaskan secara tegas dalam surat al-baqarah ayat 282. Sehingga jika berbicara tentang akuntansi syariah maka tidak akan lepas dengan pembahasan nerca keuangan akuntansi atau laporan akuntansi syariah.
            Laporan keuangan syariah ini tidak sama dengan laporan keuangan konvensional entah mengenai syarat-syarat laporan keuangan syariah.
Sehingga dalam makalah ini akan dikupas mengenai hal tersebut yang berkaitan dengan neraca keuangan syariah.
LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Inilah yang merupakan wujud jasa dari seorang akuntan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakaiannya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan atau sebagai laporan pertanggungjawaban manajement atas pengelolaan perusahaan. Laporan keuangan yang sekarang ini lahir dari konsep dan prisif ekonomi kapitalis ya tentu berbeda dengan konsep dan knsep ekonomi islam.
Sebagaimana diketahui proses melahirkan laporn keuangan ini dalam akuntansi barat sudah jelas dan sangat sudah teratur. Bahkan dalam akuntansi barat hasil penyusunan laporan keuangan ini tidak begitu saja diterima oleh masyarakat harus melalui verifikasi dari lembaga independen yang juga memiliki disiplin atau aturan menjadi independen auditor ini diperlukan persyaratan antara lain diperoleh dari general accepted acconting principle:
1.      Ia harus memiliki keahlian dalam bidang audit
2.      Ia harus bertindak objektif tidak memihak dan independent
3.      Dalam melaksanakan tugasnya ia harus menerapkan prinsif kehati-hatian
4.      Untuk berbagai negara diatur lagi persyaratan pemberian izin praktek
5.      Profesi sendiri memiliki disiplin ilmu auditing yang ketat
6.      Anggota profesi harus mematuhi kode etik profesi yang mengatur anggotanya agar tetap dalam perilaku terbaik

A.    TUJUAN LAPORAN KEUANGAN 
            Tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi, menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Beberapa tujuan laiannya adalah:
1.      Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha.
2.      Informasi kepatuhan entitas syariah, terhadap prinsif syariah, serta informasi asset, kewajiban, pendapatan dan beban tidak sesuai dengan prinsip syariah bila ada dan bagaimana perolehan dan penggunaannya.
3.      Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya, pada keuangan tingkat yang layak.
4.      Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer, dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban fungsi entitas syariah termasuk pengelola dan penyaluran zakat, infaq, sedekah dan waqaf.[1]
Laporan keuangan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bersama sebagai pengguna laporan keuangan, serta dapat digunakan sebagai bentuk laporan dan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

A.   Syarat Dan Bentuk  Laporan Keuangan Akuntansi Syariah
            Syarat-syarat laporan keuangan merupakan salah satu ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan dan berguna bagi pemakai, terdapat empat syarat-syarat laporan keuangan  dan diantaranya yaitu:dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat di perbandingkan.
1.      Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang di tampung dalam laporan keuangan adalah adalah kemudahannya untuk segera dapat di fahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai di asumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi.
2.      Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini ataupun masa depan. Relevan juga berarti juga harus berguna untuk perramalan dan penegasan ddan transaksi dan yang berkaitan satu sama lain.relevan juga dipengaruhi oleh oleh hakikat dan tinggkat materialitasnya.[2]
3.      Keandalan
Andal di artikan sebagai bebas dari pengertian menyesatkan, kesalahan materi, dan dapat di andalkan pemakaiannya sebagai sebagai penyajian yang tulus dan jujur.informasi mungkin relevan tetapi jika hakikatnya tidak dapatdi andalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan misalnya jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hokum masih dipersengketan.agar dapat diandalkan maka informasi harus memenuhi hal sebagai berikut:
a.       Menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya di sajikan atau yang secara wajar di harap untuk di sajikan.
b.      Dicatat dan di sajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi yang sesuai dengan prinsip syariah dan bukan hanya bentuk hukumnya.
c.       Harus di arahkan untuk kebutuhan umum pemakaian dan bukan pihak tertentu saja(netral).
d.      Di dasarkan atas pertimbangan yang sehat dalam hal menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu.
e.       Lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
4.      Dapat di bandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas syariah antar periode untuk mengedentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.pemakai harus juga bisa membandingkan laporan keuangan entitas syariah untuk mengevaluasi posisi keuangan kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relative.oleh karena itu, perbandingan berupa pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk entitas syariah tersebut, antar periode entitas syariah yang sama, untuk entitas syariah yang berbeda, maupun dengan entitas lain.

B.   JENIS LAPORAN KEUANGAN
         Laporan keuangan sebenarnya banyak, namun laporan keuangan utama menurut standar akuntansi keuangan indonesia adalah :[3]
1.Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu.
2.Perhitungan laba dan rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba rugi perusahaan pada suatu periode tertentu.
3.Laporan arus kas
Laporan arus kas yang menggambarkan arus kas perusahaan selama satu periode tertentu dimana transaksi kas di kelompokan pada
a.       Transaksi kegiatan operasi.
b.      Transaksi kegiatan pembiayaan.
c.       Transaksi kegiatan investasi.
4.Laporan sumber dan penggunaan dana
Laporan ini disebut juga laporan perubahan posisi keuangan atau fund statement, pengertian dana disini dibagi menjadi dua yaitu :
a.       Dana dalam arti kas (cash basis fund statetment)
b.      Dana dalam arti modal kerja (working capital basis fund statement)
5. Laporan kegiatan keuangan
Dalam laporan ini di cantumkan semua transaksi dan kejadian perusahaan yang mempunyai konsekuensi tas. Amun anjuran ini tampaknya tidak sampai mempengaruhi badan yang mengeluarkan prinsip akuntansi, sehingga tidak sampai diwajibkan sebagai salah satu laporan keuangan utama.
6.Laporan pendukung
Adapun jenis laporan ini adalah :
a.       Daftar laba ditahan (retained earning statetment)
b.      Daftar perubahan modal (capital statememnt)
c.       Daftar perhitungan harga pokok produksi (cost of good manufactured statement)
7.Catatan atas laporan keuangan
Catatan ini merupakan penjelasan lebih rinci dari pada laporan keuangan. Informasi yang tidak dapat di ungkapkan di batang tubuh laporan keuangan yang sangat terbatas itu dapat dimuat dalam bentuk catatan penjelasan laporan keuangan tersebut.

C.    UNSUR-UNSUR KEUANGAN SYARIAH 
Sesuai karakteristik, laporan keuangan entitas syariah, antara lain meliputi:
1.      Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial yang terdiri atas laporan posisi keuangan, laporan laba dan rugi, laporan arus kas, serta laporan perubahan ekuitas[4].
Posisi keuangan:
 Unsur-unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah  asset, kewajiban, dana syirkah, dan ekuitas.yang di definisikan sebagai berikut:
a.       Aset adalah sumber daya yang du kuasai oleh entitas syariah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomin di masa depan.
b.      Kewajiban merupakan utang entitas syariah masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, dan menyelesaiannya di harapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas syariah yang mengandung manfaat ekonomi.
c.       Dana syirkah temporer adalah dana yang di terima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya dimana entitas syariah mempunyai hak untuk mengelola dana tersebut dengan pembagian hasil dan berdasarkan kesepakatan.
d.      Ekuitas adalah hak residual atas aaset entitas syariah setelah di kurangi semua kewajiban dan dana syirkah temporer.[5]
Kinerja:
Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih(laba) adalah penghasilan dan beban. Unsur dan beban di definisikan sebagai berikut:
a.       Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambaha aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
b.      Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurannya asset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan entitas.
2.      Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan social, meliputi laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan.
3.      Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan tanggung jawab khusus entitas syariah tersebut.  

D.   Sifat dan bentuk hitungan akhir pada perusahaan dagang perorangan
Secara umum, hitungan itu merupakan metode-metode akuntansi untuk memeparakan ringkasan perjalanan muamalah dalam periode tertentu. Para ulama fikih belum menentukan bentuk-bentuk yang baku untuk metode- tersebut  nanti bergantung pada situasi dan kondisi hal ini termasuk dalam makna hadist rasulullah,
kamu lebih tau persoalan duniamu.”(HR.muslim)
Jelaslah bahwa di dalam baitul mal terdapat sejumlah hitungan dan neraca keuangan yang hampir sama dengan sistem dan bentuk yang diterapkan dalam manajement akuntansi pemerintah sekarang ini.
Adapun pada perusahaan-perusahaan individual, hitungan ahkir pada perusahaannya dapat berbentuk sebagai berikut:
1.Perhitungan laba (hasil usaha)
Perhitungan laba adalah usaha untuk menjelaskan hasil-hasil usaha yang dilakukan oleh perusahaan, baik laba maupun rugi yang di lengkapi dengan perbandingan antara pendapatan dari kegiatan pokok dan biaya-biayanya sehingga perhitungan ini akan menunjukan laba atau rugi perdagangan yang kemudian di lanjutkan dengan perhitungan nama (pertambahan dan perkembangan) dalam akuntansi konfesional sendiri dikenal dengan nama “hitungan perdagangan “ yang meliputi hitungan laba dan rugi secara bersama dalam sebuah perusahaan.[6]
2.Perhitungan nama’(pertambahan)
Perhitungan nama’ adalah untuk menjelaskan jumlah pertambahan pada hak-hak milik selama periode keuangan dengan syarat tidak penarikan atau penambahan sejumlah modal dalam periode tersebut. Pertambahan (nama’) ini di rinci lagi menjadi tiga macam nama;yaitu:laba dagang, ghallah, dan faidah. Pengertian masing-masing telah kita bicarakan pada pembahasan yang lalu, berikut ini, kita akan memaparkan bentuk terapan yang jelas dari hitungan-hitungan ini.

E.   Bentuk Terapan Dari  “Hitungan Akhir Untuk Usaha Dagang Perorangan “
         Keterangan –keterangan berikut berasal dari catatan-catatan dan data-data perusahaan SHUAIB AL-RUMI untuk jangka waktu satu tahu yang berakhir pada 30 dzuhijjah 1414 H.
·   Hasil penjualan barang                           :           Rp 500.000
·   Pembelian barang                                   :                 300.000
·   Biaya administrasi                                  :                   10.000
·   Biaya –biaya khusus                              :                   60.000
·   Barang akhir tahun                                 :                 100.000
·   Biaya  pembiayaan                                 :                   40.000
·   Biaya pemasaran                                    :                   20.000
·   Ghallah (laba ekstra)                              :                   30.000
·   Laba dari modal pokok                          :                   20.000
·   Barang awal tahun                                 :                 130.000

Data-data ini dibuat tabulasi datanya menjadi sebagai berikut.
Hitungan hasil usaha
Selama setahun yang berakhir pada 30 dzulhijjah 1414 h
130.000
300.000
40.000
20.000
10.000
100.000
Barang awal tahun
Pembelian
Biaya pembelian
Biaya pemasaran
Biaya administrasi
Nama’
500.000
100.000
Hasil-hasil penjualan barang akhir tahun
600.000
Laba dagang bersih
600.000
Laba dagang bersih

Hitungan nama’
Selama satu tahun yang berakhir tanggal 30 Dzulhijjah 1414 H
150.000
Nama’ secara global
100.000

30.000

20.000
Laba dagang bersih, murni
Laba dagang bersih, murni
Laba sampingan
(ghallah)

150.000
150.000







F.     LAPORAN LABA RUGI
ELEMEN Laporan Laba Rugi
         Committee on terminolgy mengartikan laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi , biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. Sedangkan menurut PB statement mengartikan laba sebagai kelebihan penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi.[7]
kegiatan utamanya perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai. Dalam hal ini waktu yang di maksud disini ada empat alternatif :
1.Selama produksi
2.Pada saat proses produksi selesai
3.Pada saat penjualan
4.Pada saat penagihan kas.

G.    KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
Menurut PAI sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah :[8]
1.      Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat.
2.      Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi pihak tertentu.
3.      Proses penyususnan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.
4.      Akuntansi hanya melaporkan informasi yang materil.
5.      Laporan keuangan bersifat konservatif dalam mengahadapi ketidakpastian.
6.      Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomi suatu peristiwa atau transaksi daripada bentuknya.
7.      Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
8.      Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi.
9.      Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan seringnya adalah diabaikan.






















KESIMPULAN

         Neraca akuntansi syariah adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Syarat-syarat dari laporan keuangan sendiri harus memiliki kualitatif pokok diantaranya dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan. Neraca keuangan ini mencakup tentang perhitungan laba dan perhitungan nama’ (pertambahan). Unsur langsung dari laporan keuangan ini adalah adanya hasil perhitungan laba yang membebankan pada penghasilan dan beban.
          Secara umum, hitungan itu merupakan metode-metode akuntansi untuk memeparakan ringkasan perjalanan muamalah dalam periode tertentu. Adapun pada perusahaan-perusahaan individual, hitungan ahkir pada perusahaannya dapat berbentuk yaitu Perhitungan laba (hasil usaha), Perhitungan nama’(pertambahan)
         Committee on terminolgy mengartikan laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi , biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. kegiatan utamanya perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai. Dalam hal ini waktu yang di maksud disini ada empat alternatif: Selama produksi, Pada saat proses produksi selesai, Pada saat penjualan , Pada saat penagihan kas.











DAFTAR PUSTAKA
Harahap Sofyan Syafri, 2004. Akuntansi Islam. Jakarta : Bumi Angkasa.
Fatarib Husnul, 2001. Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam. Jakarta : Media Eka Sarana.
Nurhayati Sri Wasilah, 2011. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.



1.       Harjono yusuf,dasar-dasar akutansi,STEI.jakarta,hlm 927-928
[2]  Sri nurhayati dan wasilah,akuntansi syariah di Indonesia,2011.jakarta,hlm.97-98
[3] Sofyan syafri harahap, akuntansi islam. 2oo4, jakarta :hlm. 38-40.
[4] Opcit, hlm.99
[5] ibid,hlm.100-101
[6] Husnul fatarib, pokok-pokok pikiran akuntansi islam, 2001. Jakarta : hlm. 188-189
[7]  Sofyan syafri harahap, akuntansi islam. 2004. (bumi aksara: jakarta). Hlm. 49
[8] Opcit, hlm. 54-55

Tidak ada komentar:

Posting Komentar